Matahari
semakin tinggi. Sinarnya terasa semakin panas membakar kulit. Suasana pelabuan
pun semakin ramai. Orang-orang bersabar menunggu kapal. Mereka akan pergi
meninggalkan hiruk pikuk keramaian Tanjung Perak di Surabaya.
Tanjung
Perak adalah pelabuahan paling sibuk kedua di Indonesia, setelah Tanjung Priok.
Pelabuhan ini menghubungkan Surabaya dengan kota-kota besar lainya di Indonesia, seperti Jakarta,
Makasar, Banjarmasin, dan Balikpapan. Letaknya yang strategis membuat Tanjung
Perak menjadi salah satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia terutama wailayah
Indonesia bagian timur.
Dulu,
kapal-kapal dari samudera membongkar dan memuat dagangannya dengan perahu dan
tongkang yang bisa mencapai Jembatan Merah, pelabuhan pertama di Surabaya.
Namun, lama kelamaan, fasilitas dermaga di situ tidak mencukupi lagi. Maka,
dibangun Pelabuhan Tanjung Perak pada tahun 1910.
Kini,
Pelabuhan Tanjung Perak mempunyai banyak terminal sesuai dengan fungsinya. Ada
terminal khusus untuk penumpang antarkota dan antarpulau, juga terminal peti
kemas. Ada juga terminal khusus digunakan untuk bongkar–muat BBM. Kalau ingin
menyeberang dari Tanjung Perak, jangan sampai salah masuk terminal, ya!
Setiap
hari, Tanjung Perak selalu ramai. Aktifitasnya seolah-olah tak pernah berhenti,
selalu datang dan pergi. Kadang, ketika lalu lintas penyeberangan meningkat,
seperti di musim liburan, para penumpang rela menunggu berjam-jam dan
berdesakan di pelabuhan. Mereka pun berebut untuk masuk kapal yang akan membawa
mereka menyebrang.
Ketika
memandang lepas ke lautan, kita bisa melihat berbagai macam kapal yang
berlayar. Ada kapal ferry, kapal pesiar, kapal barang, kapal layar, hingga
kapal-kapal besar yang memuat peti kemas. Semua datang dan pergi dengan
teratur. Kadang, mereka pun harus bersabar menunggu waktu untuk bersandar,
ketika dermaga sedang penuh.
Matahari
hampir terbenam. Tetapi, Tanjung Perak tak pernah sepi. Selalu ada kehidupan di
pelabuhan. Selalu ada suasana semarak di Tanjung Perak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar