Social Icons

Pages

Senin, 27 Februari 2012

BUDIDAYA TOMAT HIBRIDA IDOLA, MITRA, PERMATA




Budidaya Tomat Hibrida
Varietas yang tersedia untuk dataran rendah :
-       Tomat hibrida IDOLA
-       Tomat hibrida MITRA
-       Tomat hibrida PERMATA
Keunggulan dibandingkan varietas lainnya :
-       Kemurnian Genetik tinggi.
-       Toleran terhadap penyakit Alternaria, Layu Bacteri Pseudomonas.
-       Mempunyai daya simpan lebih lama, tahan trasportasi jarak jauh dan tahan pecah buah.
-       Ukuran buah dalam tandan seragam.
-       Dapat ditanam di segala musim.
Diskripsi Varietas
-       Tomat Hibrida IDOLA
Cocok ditanam di dataran menengah, type pertumbuhan determinate. Tanaman sangat vigor, dengan pertumbuhan vegetatif sangat cepat (segera dirempel tunas samping). Tahan layu bakteri (Pseudomonas) dan cukup toleran penyakit busuk daun (Phytopthora). Buah oval lonjong, daging buah kering, lebih tahan blossom dan root. Tahan penyimpanan dan transportasi jarak jauh.
-       Tomat hibrida PERMATA
Dianjurkan untuk dataran rendah (0 – 300 m dpl), type pertumbuhan determinate. Buah berbentuk lonjong (telur). Umur panen genjah, dapat dipetik umur 70 – 80 hari setelah semai. Berat buah rata-rata 60 gram, produktifitas 3 kg/tan. Tahan penyakit layu (Pseudomonas Solanacearum), TMV dan fusarium race 1.
-       Tomat hibrida MITRA
Tomat hibrida cocok untuk dataran rendah (0 – 300 m dpl), type pertumbuhan determinate, buah berbentuk bulat, warna buah muda hijau seragam, warna tua merah cerah, kurang keras dibandingkan dengan Idola dan Permata. Buah dapat dipetik umur 80–90 hari setelah semai dengan potensi 3-5 kg/tanaman. Tahan penyakit layu Bakteri (Pseudomonas), TMV, dan fusarium race 2.
Pembibitan
    Benih yang akan ditanam diberi perlakuan dengan direndam dalam larutan fungisida Preficur 1,5 ml/liter dan bakteri Agrimicyn atau Agrep 1,2 gr/liter selama 4 – 6 jam. Setelah itu benih ditiriskan dan disemaikan di dalam polybag yang telah diisi dengan media semai berupa campuran pupuk kandang, tanah (2:1), 165 gram, SP 36 gram dan 75 gram Carbofuran.
Persiapan Lahan
Tanah dibajak dan dibuat bedengan dengan lebar 110-120 cm. Bersamaan dengan pembajakan dapat dilakukan pengapuran dosis 2000 kg/ha. Pengapuran tujuanya untuk menaikan pH tanah yang semula asam mendekati netral. Juga menambah unsur Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk dasar dapat diberikan dengan dosis pertanaman : NPK 50 gram, Urea/ZA 5 gram + 3 butir Urea tablet SP 36 25 gram. KCL 10 gram, KNO3 20 gram dan Borate 7.5 gram. Bedengan yang telah dipupuk dan dirapikan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak. Pemasangan mulsa sebaiknya pada saat panas (jam 09.00 – 12.00) agar mudah mengembang pada saat ditarik kencang.
Penanaman
Bibit siap ditanam pada umur kurang lebih 16-18 hari setelah semai, bibit yang ditanam dipilih yang sehat dan bebas hama dan penyakit. Pada saat penanaman usahakan agar tanah tidak pecah, sehingga perakaranya tetap utuh. Dianjurkan jarak tanam 40-50 cm dalam baris, 60-70 cm antar baris.
Pemeliharaan
Penyulaman segera dilakukan bila ditemukan tanaman muda yang mati. Penyulaman dilakukan pada minggu pertama. Selanjutnya penyiraman perlu dilakukan tiap hari dengan melihat kondisi tanah, agar tidak terlalu kering atau terlalu basah. Untuk menciptakan tanaman yang kuat/kekar perlu dilakukan perempelan tunas samping mulai umur 8-20 hari setelah tanam dengan cara membuang tunas-tunas yang keluar dari ketiak daun. Setelah umur 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam perlu dipupuk susulan dengan dosis per tanaman : NPK 15 gram, KCL 5 gram. Untuk menopang pertumbuhan tanaman perlu diberi ajir, tanaman diikat pada ajir-ajir tersebut agar tidak mudah patah.
Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit sangat diperlukan. Beberapa hama penyakit yang sering menyerang antara lain :
-       Ulat Buah (Heliothis sp., Armigera)
Ulat ini menyerang buah tomat yang masih muda, sehingga kalau buah sudah tua tampak berlubang-lubang dan busuk karena infeksi. Pemberantasan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif : betasiflurin, metomil, delta indotoksin dan metidation
-       Penyakit Layu (Fusarium sp) dan Layu Bakteri
     Disebakan oleh cendawan Fusarium Oxysporium, sedangkan untuk penyakit layu bakteri (lanas) disebabkan oleh bakteri Pseudomonas sanacearum, sampai saat ini masih sulit untuk diberantas. Pencegahan hindari penanaman dari bekas lahan satu family, kebersihan lingkungan kebun (sanitas), serta pemilihan varietas yang tahan. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif : benomil, steptomicin sulfat dan oksitetrasiklin.
-       Penyakit Busuk daun (Phytoptora infestans)
Dikenal dengan penyakit cacar. Daun-daun dan buah yang terserang menjadi ternoda-noda hitam seperti cacar, tidak teratur dan akhirnya menjadi kering atau busuk keras. Penyakit ini dapat diberantas dengan bubur Borseaux 1-3%. Pertisida berbahan aktif : folpet, propamokarb hidroklorida, oksadisie, propineb, metalaksil dan mankozeb.
-       Nematoda (Meloidogyna sp)
Cacing ini menyebabkan akar-akar tomat berbintil-binil. Penyakit ini biasanya hanya timbul pada tanah-tanah yang terlalu asam (pH 4-5). Pencegahan dengan menggunakan Carbofuran pada saat penanaman misalnya Furadan 3 G, Indofuran 3 G, dan lain-lain.
Panen
Panen dapat dilakukan setelah buah masak dengan selang 3 hari sekali. Panen pertama dilakukan pada umur 70-80 hari. Produksi tiap tanaman mencapai 3-5 kg. Khusus untuk tomat hibrida Mitra usahakan pemetikan tidak terlalu merah, agar tahan dalam transportasi. (semburat : perubahan warna hijau ke merah).     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar