Pendahuluan
Tanaman kedelai (Glycine max (L) Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak mengandung protein.
Keistimewaan tanaman kedelai yang tergolong kacang-kacangan ini (leguminose) jika dibandingkan dengan tanaman bukan kacang-kacangan ialah adanya bintil akar pada akar tanaman tersebut. Bintil akar ini merupakan tempat berlangsungnya assimilasi N2 (zat lemas) oleh bakteri yang hidup bersimbiose dengan tanaman kacang-kacangan di dalam bintil akarnya. Bintil akar merupakan tempat untuk mengelola zat lemas udara (gas N2) menjadi senyawa hitrogen tanaman (protein dsb) Jadi bintil akar dapat disamakan dengan pupuk nitrogen alami. Dengan pupuk nitrogen alami ini tanaman kedelai dan tanaman kacang-kacangan pada umumnya memenuhi kebutuhan nitrogennya. Kurang lebih dua pertiga dari kebutuhan nitrogen tanaman kacang-kacangan dipenuhi dari hasil penambatan N2. Proses pengikatan zat lemas dalam bintil akar ini dikenal sebagai proses fiksasi nitrogen. Akan tetapi hasil fiksasi nitrogen ini dalam memenuhi kebutuhan tanamnnya sangat tergantung pada keefektifan bintil akarnya.
Pembentukan dan Fungsi Bintil Akar
Bintil akar pada tanaman kacang-kacangan hanya akan terbentuk jika akar tanaman pada tingkat tertentu dari masa perkecambahan biji dapat bertemu dengan bakteri Rhizobium, tepatnya Rhizobium yaponicum. Jika pada waktu biji kedelai yang ditanam berkecambah, dan disekitar akarnya terdapat bakteri R. Yaponicum, maka bakteri ini akan masuk ke dalam akar tanaman melalui bulu-bulu akar, selanjutnya akan terjadi reaksi timbal balik (interaksi) antara bakteri dengan tanamannya yang menghasilkan pembentukan bintil akar. Bintil akar ini dapat dilihat pada waktu tanaman berumur 3-4 minggu. Keefektifan bintil akar dalam proses fiksasi nitrogen tergantung pada varietas atau strain Rhizobiumnya.
Bintil akar yang efektif adalah bintil akar yang menghasilkan kerjasama (simbiose) yang sangat menguntungkan bagi tanamannya dalam proses fiksasi nitrogen. Ciri-ciri bintil akar yang efektif adalah :
- Mudah diamati langsung di lapangan, caranya ialah dengan mencabut tanaman kedelai yang akan diamati.
- Cenderung berkelompok pada leher akar.
- Ukuranya relatif besar.
- Jika bintil alar itu dibelah, bagian dalamnya berwarna merah darah, semakin efektif semakin merah sedang bintil akar yang tidak efektif bagian dalamnya berwarna keputih-putihan atau agak kehijauan.
Dengan bintl akar yang efektif hampir semua kebutuhan nitrogen tanam dapat terpenuhi. Pada penanaman kedelai jenis unggul, tambahan pupuk nitrogen dalam jumlah kecil dianjurkan, tetapi tanpa pemberian pupuk nitrogenpun, produksi yang memadai masih dapat terjamin, asal bintil-bintil akarnya efektif.
Usaha pemberian bakteri Rhizobium pada biji kacang-kacangan yang akan ditanam, dikenal sebagai inokulasi
Cara Inokulasi Kedelai
A. Dengan menggunakan legin (legium inokulan) Legin adalah sejenis biakan murni bakteri Rhizobium yaponicum berupa serbuk berwarna hitam, dibungkus dalam kantung-kantung plastik (packing) semantara ini legin dapat diperoleh di Laboratorium Mikrobiologi, Faklutas Pertanian Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.
Penggunaan legin
1. Basahi biji kedelai dengan air sampai cukup basah (jangan berlebihan).
2. Berikan legin pada biji yang telah dibasahi tersebut, sedikitnya 7,5 gr/kg benih. Usahakan campuran legin ini merata.
3. Biji yang telah dicampur dengan legin seegera ditanam. Jika terpaksa, janganlah ditundah lebih dari 6 jam. Usahakan agar biji yang dicampur dengan legin tidak kena cahaya matahari langsung, akar biji tetap basah. Bila kering, legin dapat menurunkan efektifitasnya
B. Inokulasi dengan menggunakan tanah yang pernah ditanami kedelai.
Jika tidak tersedia legin, ada cara lain, yaitu dengan mencampurkan tanah dari lahan yang sudah pernah ditanami kedelai, dengan biji kedelai yang akan ditanam. Perbandingannya 200 gr tanah untuk setiap kilogram biji yang akan ditanam.
nice artikel..
BalasHapus