Budidaya Tomat Hibrida
Varietas
yang tersedia untuk dataran rendah :
-
Tomat hibrida IDOLA
- Tomat
hibrida MITRA
- Tomat
hibrida PERMATA
Keunggulan dibandingkan varietas
lainnya :
- Kemurnian
Genetik tinggi.
- Toleran
terhadap penyakit Alternaria, Layu Bacteri Pseudomonas.
- Mempunyai
daya simpan lebih lama, tahan trasportasi jarak jauh dan tahan pecah buah.
- Ukuran
buah dalam tandan seragam.
- Dapat
ditanam di segala musim.
Diskripsi
Varietas
- Tomat
Hibrida IDOLA
Cocok
ditanam di dataran menengah, type pertumbuhan determinate. Tanaman sangat
vigor, dengan pertumbuhan vegetatif sangat cepat (segera dirempel tunas
samping). Tahan layu bakteri (Pseudomonas) dan cukup toleran penyakit busuk
daun (Phytopthora). Buah oval lonjong, daging buah kering, lebih tahan blossom
dan root. Tahan penyimpanan dan transportasi jarak jauh.
- Tomat
hibrida PERMATA
Dianjurkan
untuk dataran rendah (0 – 300 m dpl), type pertumbuhan determinate. Buah
berbentuk lonjong (telur). Umur panen genjah, dapat dipetik umur 70 – 80 hari
setelah semai. Berat buah rata-rata 60 gram, produktifitas 3 kg/tan. Tahan
penyakit layu (Pseudomonas Solanacearum), TMV dan fusarium race 1.
-
Tomat hibrida MITRA
Tomat hibrida
cocok untuk dataran rendah (0 – 300 m dpl), type pertumbuhan determinate, buah
berbentuk bulat, warna buah muda hijau seragam, warna tua merah cerah, kurang
keras dibandingkan dengan Idola dan Permata. Buah dapat dipetik umur 80–90 hari
setelah semai dengan potensi 3-5 kg/tanaman. Tahan penyakit layu Bakteri
(Pseudomonas), TMV, dan fusarium race 2.
Benih yang akan ditanam diberi perlakuan
dengan direndam dalam larutan fungisida Preficur 1,5 ml/liter dan bakteri
Agrimicyn atau Agrep 1,2 gr/liter selama 4 – 6 jam. Setelah itu benih ditiriskan
dan disemaikan di dalam polybag yang telah diisi dengan media semai berupa
campuran pupuk kandang, tanah (2:1), 165 gram, SP 36 gram dan 75 gram
Carbofuran.
Persiapan Lahan
Tanah
dibajak dan dibuat bedengan dengan lebar 110-120 cm. Bersamaan dengan pembajakan
dapat dilakukan pengapuran dosis 2000 kg/ha. Pengapuran tujuanya untuk menaikan
pH tanah yang semula asam mendekati netral. Juga menambah unsur Calsium (Ca)
dan Magnesium (Mg) yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk dasar dapat diberikan
dengan dosis pertanaman : NPK 50 gram, Urea/ZA 5 gram + 3 butir Urea tablet SP
36 25 gram. KCL 10 gram, KNO3 20 gram dan Borate 7.5 gram. Bedengan yang telah
dipupuk dan dirapikan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak. Pemasangan
mulsa sebaiknya pada saat panas (jam 09.00 – 12.00) agar mudah mengembang pada
saat ditarik kencang.
Penanaman
Bibit
siap ditanam pada umur kurang lebih 16-18 hari setelah semai, bibit yang
ditanam dipilih yang sehat dan bebas hama dan penyakit. Pada saat penanaman
usahakan agar tanah tidak pecah, sehingga perakaranya tetap utuh. Dianjurkan
jarak tanam 40-50 cm dalam baris, 60-70 cm antar baris.
Pemeliharaan
Penyulaman
segera dilakukan bila ditemukan tanaman muda yang mati. Penyulaman dilakukan
pada minggu pertama. Selanjutnya penyiraman perlu dilakukan tiap hari dengan
melihat kondisi tanah, agar tidak terlalu kering atau terlalu basah. Untuk
menciptakan tanaman yang kuat/kekar perlu dilakukan perempelan tunas samping
mulai umur 8-20 hari setelah tanam dengan cara membuang tunas-tunas yang keluar
dari ketiak daun. Setelah umur 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam perlu dipupuk
susulan dengan dosis per tanaman : NPK 15 gram, KCL 5 gram. Untuk menopang
pertumbuhan tanaman perlu diberi ajir, tanaman diikat pada ajir-ajir tersebut
agar tidak mudah patah.
Hama dan Penyakit
Pengendalian
hama dan penyakit sangat diperlukan. Beberapa hama penyakit yang sering
menyerang antara lain :
- Ulat
Buah (Heliothis sp., Armigera)
Ulat
ini menyerang buah tomat yang masih muda, sehingga kalau buah sudah tua tampak
berlubang-lubang dan busuk karena infeksi. Pemberantasan dengan penyemprotan
insektisida berbahan aktif : betasiflurin, metomil, delta indotoksin dan
metidation
- Penyakit
Layu (Fusarium sp) dan Layu Bakteri
Disebakan
oleh cendawan Fusarium Oxysporium, sedangkan untuk penyakit layu bakteri
(lanas) disebabkan oleh bakteri Pseudomonas sanacearum, sampai saat ini masih
sulit untuk diberantas. Pencegahan hindari penanaman dari bekas lahan satu
family, kebersihan lingkungan kebun (sanitas), serta pemilihan varietas yang
tahan. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif : benomil, steptomicin
sulfat dan oksitetrasiklin.
- Penyakit
Busuk daun (Phytoptora infestans)
Dikenal
dengan penyakit cacar. Daun-daun dan buah yang terserang menjadi ternoda-noda
hitam seperti cacar, tidak teratur dan akhirnya menjadi kering atau busuk
keras. Penyakit ini dapat diberantas dengan bubur Borseaux 1-3%. Pertisida
berbahan aktif : folpet, propamokarb hidroklorida, oksadisie, propineb,
metalaksil dan mankozeb.
- Nematoda
(Meloidogyna sp)
Cacing
ini menyebabkan akar-akar tomat berbintil-binil. Penyakit ini biasanya hanya
timbul pada tanah-tanah yang terlalu asam (pH 4-5). Pencegahan dengan
menggunakan Carbofuran pada saat penanaman misalnya Furadan 3 G, Indofuran 3 G,
dan lain-lain.
Panen
Panen dapat dilakukan setelah buah
masak dengan selang 3 hari sekali. Panen pertama dilakukan pada umur 70-80
hari. Produksi tiap tanaman mencapai 3-5 kg. Khusus untuk tomat hibrida Mitra
usahakan pemetikan tidak terlalu merah, agar tahan dalam transportasi.
(semburat : perubahan warna hijau ke merah).